PELAIHARI, kontak24 – Pengunjung Keluhan mengenai mahalnya harga makanan (kuliner) yang dinilai tak rasional kembali terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel). Kali ini diKabupaten Tanah Laut (Tala).
Perbincangan mengenai hal itu pun ramai di sosial media. Ini menyusul unggahan salah satu pemilik akun di sosmed (TikTok) pada Kamis kemarin.
Hal yang dikeluhkan yakni harga bakso yang dinilai terlampau mahal di Objek Wisata Pantai Batakan Baru Desa Batakan Kecamatan Penyipatan.
Unggahan itu menyertakan warung tenda tersebut yang disertai tulisan Bakso larang isi 3 biji pentol harga 30 ribuan. Kemudian pada narasinya yang cukup panjang diberi judul Bakso Larang, Penjual Mangacak Harga.
Hingga Jumat (05/04/25) perbincangan netizen atas unggahan tersebut telah mencapai 464 komentar. Pro kontra komentar pun bersahutan.
Sebagian menilai harga tersebut wajar karena di lokasi wisata dan pedagang juga sewa tempat. Ada pula yang menyebut di daerah lain di Kalsel bahkan ada harga bakso Rp 100 ribu dua porsi.
Sementara itu sebagian netizen menyebut harga kuliner di objek wisata tersebut memang mahal. Ada juga yang menyampaikan terimakasih atas kritik tersebut.
Netizen lainnya mengatakan pedagang tersebut bukan warga Batakan, tapi pedagang dari luar yang turut berjualan di Pantai Batakan Baru.
Ada juga yang menyarankan agar para pedagang kuliner setempat memajang daftar tarif.
Berikut ini narasi unggahan yang viral di sosmed tersebut:
Bakso Larang Isi 3 Biji Pentol harga 30 ribuan. Bakso Larang, Penjual Mangacak harga.
Sangkal banar wn acil x nih asli, meandak harga kda meingat sementang pengunjung sekali sekali j datang mama ku mesan bakso sebuah isi x suun mie wn pentol 3 bijija , ak mesan mie ayam isi x mie ayam x ada kah 4 hirisan dadu wn pentol sebiji tgnal sdkit pda pentol
bakso , mulai duduk lawas bnr mehadang mesan ada sko 25 menitan hnyar jadi habis tu hndk mesan minum kd di herani jadi kami habiskan ay yg ada sekali x nyaman banyu royko pada bakso sdin , kami kira
paling kda mun di wisata dengan penampilan seitu dilarangakan 20 ribu seporsiix , ngt gen kelarangan mun isi x bebaya x pentol 3 biji wara, tomat x masam banar , sambal x isi bnyak banyu x , sekali hndk bayar berapa semuaan , 55 jar kd tahu2 muha , ditakuni beasa dasar 55 sdin nyambatakan kd tahu2 ja muha manyambat
jka x tu lah di pandang e jua keapa bakso sorong hndk larang haraga wn pelayanan x kya apa , jngan telalu2 bnr mengacak pengunjung , salah ak jua png kd betakun mulai awal harga x seporsi berapa , hati2 bnr yg hndk ba wisata kebatakan baru jngn asal duduk ja baik btakun harga bdhlu aku urg kampung patuh makan bakso 10 ribuan seporsi
nyaman nyaman jdi rasa takajut dapat x nukar bakso isi 3 bji pentol harga 55rb
Hal tersebut turut menjadi atensi tokoh muda di Kecamatan Penyipatan yang cukup dikenal di dunia sosmed Tala, Jouny Fink.
“Saran saya, kalau bisa tiap yang berjualan di Pantai Batakan Baru wajib memasang atau memajang tarif harga daftar jualannya, baik itu yang larang atau yang murah,” cetusnya.
Lebih dari itu menurutnya akan lebih bagus lagi apabila ada standar harga kuliner di lokasi wisata berjarak 40 kilometer dari Kota Pelaihari tersebut.
“Kalau ada yang macal (nakal) di-blacklist saja dari Pantai Batakan Baru, kada (tidak) boleh berjualan lagi,” tandas Jouny, warga Desa Kandanganlama, Kecamatan Penyipatan, ini.
Ia mengatakan penjual bakso di Pantai Batakan Baru tersebut bukan warga Batakan. Namun orang luar yang numpang berjualan mencari rezeki di Pantai Batakan Baru.
Dikatakannya, harga dagangan (mahal saat momen liburan) selama ini seperti telah menjadi tradisi. Karena itu sebagai tokoh muda setempat dirinya merasa perlu untuk turut memberikan saran pendapat.
Jouny mengatakan para pedagang di pantai setempat umumnya bukan asli warga Batakan. Karena itu menurutnya pengelola perlu melakukan pendataan sehingga memudahkan untuk melakukan pembinaan maupun pengarahan.
Harga seporsi bakso, sebutnya, biasanya memang hanya pada kisaran Rp 15 ribu. Pada momen tertentu seperti liburan panjang, menurutnya bisa dinaikkan sewajarnya misal menjadi Rp 17 ribu.
“Perlunya memajang daftar harga, menurut saya perlu diberlakukan kepada para penjual atau minimal rumah makan di seluruh Tala juga,” ucapnya.
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Tala Zulpuaddin ketika dikonfirmasi, Jumat (4/4/2025), mengatakan pihaknya langsung merespons keluhan tersebut begitu mendapat laporan mengenai persoalan itu.
“Sudah kemarin juga ditindaklanjuti. Kami juga langsung berkomunikasi dengan Kades Batakan. Pedagang tersebut sudah diingatkan,” tandas Zulpuaddin.
Ia mengatakan setelah dikroscek, pedagang bakso tersebut bukan pedagang warga Batakan atau bukan di warung-warung warga setempat yang berada di lokasi wisata.
Pedagang bakso tersebut adalah pedagang dari luar yang datang berjualan di Panitia BatakanBaru saat momen hari libur saat ini. (BPS)