JAKARTA, kontak24.cominvestorĀ PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengumumkan kepemilikan atas cadangan batubara yang melimpah, mencapai 2,4 miliar ton. Cadangan tersebut tersebar di wilayah operasi anak usahanya, PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang menyumbang sebanyak 721 juta ton, dan PT Arutmin Indonesia dengan 327 juta ton.
Selain itu, BUMI juga memiliki aset di Pendopo, Sumatera Selatan, dengan cadangan sekitar 1,3 miliar ton batubara. Dengan jumlah tersebut, BUMI optimistis dapat terus memproduksi batubara hingga 30 tahun ke depan dengan target produksi tahunan sebesar 80 juta ton.
Diktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava, menyatakan potensi sumber daya batubara BUMI saat ini mencapai 6,81 miliar ton.
“Kami akan memaksimalkan cadangan ini untuk mendukung pendapatan dan laba bersih jangka panjang,” jelas dia dalam keterangan tertulis, dikutip Tempo Senin (09/09/24)
BUMI juga berkomitmen untuk memenuhi kewajiban pasokan domestik atau domestic market obligation (DMO) yang ditetapkan pemerintah, dengan kontribusi DMO mencapai 25% dari produksi nasional.
Meskipun produksi batubara meningkat sebesar 7% pada semester I-2024 menjadi 37,7 juta ton, pendapatan BUMI justru turun 13% secara tahunan (year-on-year) menjadi USD 2,89 miliar. Penurunan pendapatan ini diduga akibat tekanan harga batubara global. Namun, laba sebelum pajak tercatat sebesar USD 141 juta, dengan pendapatan konsolidasi dari KPC dan Arutmin mencapai US$ 2,89 miliar.
BUMI terus berupaya mengoptimalkan efisiensi operasional dengan mengadopsi teknologi digital dan strategi pengurangan biaya. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan laba bersih perusahaan di masa mendatang, meski tantangan harga global masih menjadi faktor yang perlu diwaspadai.
Stocknow.id, Hendra Wardana, menyatakan bahwa dengan cadangan sebesar 2,4 miliar ton, BUMI memiliki potensi untuk terus beroperasi secara stabil selama tiga dekade mendatang. “Potensi sumber daya yang mencapai 6,81 miliar ton memberikan landasan yang kuat untuk keberlanjutan operasional jangka panjang,” jelas Hendra.
Dari perspektif teknikal, saham BUMI menunjukkan sinyal positif. Jika harga saham mampu menembus level resistance di Rp 101, terdapat peluang kenaikan lebih lanjut hingga target Rp 102. Breakout ini diprediksi dapat memberikan potensi keuntungan yang menarik dalam jangka pendek, terlebih dengan cadangan yang besar serta proyeksi kenaikan harga batubara di masa depan.
Senior Investment Information dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, turut menambahkan bahwa saham BUMI menarik untuk dipegang dengan target harga Rp 107. “Dengan cadangan batubara yang signifikan, BUMI masih memiliki potensi pertumbuhan yang kuat dalam hal laba dan kinerja operasional,” ujarnya.
Dengan cadangan melimpah dan strategi efisiensi yang terus dikembangkan, saham BUMI Resources diperkirakan tetap menjadi pilihan menarik bagi investor yang ingin memanfaatkan peluang di sektor energi. *** (tpo)